KONSEP PEMBANGUNAN MENUJU KOTA HIJAU (GREEN CITY )

1. TEORI MAKRO PERENCANAAN Suatu perencanaan bagaimanapun kompleksnya tanpa arti sosial tak akan bisa dilaksanakan apalagi ditingkatkan mutunya. Karena itu diperlukan kajian sosial yang sangat mendalam sebelum ada keputusan bersama masyarakat. Perencanaan kota harus mampu memerankan diri sebagai suatu alat yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perkotaan secara komprehensif. Perencanaan kota secara menyeluruh tak langsung diterapkan melalui perangkat hukum yang hanya dipakai sebagai penunjang.
PENGHIJAUAN KEMBALI LINGKUNGAN PERKOTAAN Kecenderungan yang terjadi pada kota-kota dunia sampai saat ini adalah menata kembali kotanya untuk dapat lebih ke arah keseimbangan antara daerah ’hijau’ dengan ’non hijau’, agar tercapai lingkungan perkotaan yang ’layak huni’, yaitu kondisi kehidupan yang sehat, nyaman dan terus berkelanjutan.
2. ALUR PEMIKIRAN DALAM MEWUJUDKAN RTH SEBAGAI UNSUR UTAMA PEMBENTUK KOTA TAMAN RTH (Ruang Terbuka Hijau) kota adalah sepenggal alam yang masih tersisa atau sengaja disisakan guna mengimbangi lingkungan buatan (kota) baik yang sengaja dirancang dan direncanakan melalui kreativitas arsitektur lansekap maupun karena ’warisan’ wajah alami yang sengaja dibiarkan sedemikian agar kita semua suatu saat masih memperoleh kesempatan untuk dapat menikmatinya, langsung maupun tidak.
3. RTH KOTA DAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN Pembangunan kota yang tidak mempertimbangkan pengelolaan lingkungan secara komprehensif telah terbukti mengancam kelangsungan hidup kota dan warga kota. Fenomena hubungan antar manfaat RTH kota terhadap pengendalian banjir merupakan salah satu upaya pengendalian kerusakan dan pencemaran dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup kota.
4. MEMBANGUN KOTA YANG BERSIH, AMAN, NYAMAN, DAN SEHAT Pembangunan Kabupaten dan Kota yang sehat merupakan upaya strategik di era desentralisasi atau otonomi daerah. Pendekatan ini dilaksanakan untuk mendorong masyarakat sebagai pelaku utama dalam mewujudkan peningkatan dan perbaikan kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara berkesinambungan, sehingga mampu mengatasi berbagai masalah lingkungan dan memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat.
MODEL KABUPATEN DAN KOTA SEHAT Menyongsong terwujudnya Kota-kota yang sehat di Indonesia, penerapan pembangunan berwawasan kesehatan perlu diintegrasikan dan disinkronkan dengan berbagai program pemerintah (sektor) dan masyarakat, melalui pendekatan Kabupaten/Kota Sehat
Faktor-faktor dasar lingkungan alami kota harus memperhatikan antara lain:
Pengelolaan kualitas udara yang amat dipengaruhi oleh jaringan transportasi pola lalulntas kota dan RTH yang optimal dengan penanaman pohon besar-besaran, sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara segar di antara setiap kelompok bangunan dan ketersediaan udara bersih.
Pengelolaan dan konservasi kuantitas dan kualitas sumber daya air sungai, kanal, waduk, rawa atau kolam buatan, diatur dalam suatu sistem pengelolaan sumber air 9 bersih, serta disediakan penampungan khusus air limbah yang dapat diproses melalui sistem pemurnian.
Pengelolaan sampah padat, sedapat mungkin dijadikan sumber bahan mentah untuk proses produksi selanjutnya dengan konsep tiga R, daur ulang (recycle), pakai lagi (reuse), dan kurangi pemakaian (reduce), serta sebagai bahan organik penyubur tanah. Kawasan penyangga di tempat penampungan sampah akhir, sebagai upaya konservasi RTH dan peredam pencemaran udara, bau, dan limbah cair.
Meredam kebisingan serendah mungkin, melalui kawasan peyangga (buffer zone), dan membangun taman kota, jalur hijau dan taman rumah, sehingga tersedia ruang optimal untuk meredam suara dan pencemar udara.
Dengan ketersediaan RTH yang optimal, maka kehidupan yang selalu mengikuti siklus alami masih tetap dapat berlangsung dan krisis lingkunganpun dapat diminimalkan. Pengembangan dan konservasi RTH sebagai fasilitas umum, menjamin peningkatan keselamatan umum jalur pedestrian dan sepeda, penataan lokasi pedagang kaki lima (K-5) disertai upaya penegakkan hukum yang konsisten.
LAMPIRAN JURNAL:

1. TEORI MAKRO PERENCANAAN Suatu perencanaan bagaimanapun kompleksnya tanpa arti sosial tak akan bisa dilaksanakan apalagi ditingkatkan mutunya. Karena itu diperlukan kajian sosial yang sangat mendalam sebelum ada keputusan bersama masyarakat. Perencanaan kota harus mampu memerankan diri sebagai suatu alat yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan perkotaan secara komprehensif. Perencanaan kota secara menyeluruh tak langsung diterapkan melalui perangkat hukum yang hanya dipakai sebagai penunjang.
PENGHIJAUAN KEMBALI LINGKUNGAN PERKOTAAN Kecenderungan yang terjadi pada kota-kota dunia sampai saat ini adalah menata kembali kotanya untuk dapat lebih ke arah keseimbangan antara daerah ’hijau’ dengan ’non hijau’, agar tercapai lingkungan perkotaan yang ’layak huni’, yaitu kondisi kehidupan yang sehat, nyaman dan terus berkelanjutan.
2. ALUR PEMIKIRAN DALAM MEWUJUDKAN RTH SEBAGAI UNSUR UTAMA PEMBENTUK KOTA TAMAN RTH (Ruang Terbuka Hijau) kota adalah sepenggal alam yang masih tersisa atau sengaja disisakan guna mengimbangi lingkungan buatan (kota) baik yang sengaja dirancang dan direncanakan melalui kreativitas arsitektur lansekap maupun karena ’warisan’ wajah alami yang sengaja dibiarkan sedemikian agar kita semua suatu saat masih memperoleh kesempatan untuk dapat menikmatinya, langsung maupun tidak.
3. RTH KOTA DAN UPAYA PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN Pembangunan kota yang tidak mempertimbangkan pengelolaan lingkungan secara komprehensif telah terbukti mengancam kelangsungan hidup kota dan warga kota. Fenomena hubungan antar manfaat RTH kota terhadap pengendalian banjir merupakan salah satu upaya pengendalian kerusakan dan pencemaran dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup kota.
4. MEMBANGUN KOTA YANG BERSIH, AMAN, NYAMAN, DAN SEHAT Pembangunan Kabupaten dan Kota yang sehat merupakan upaya strategik di era desentralisasi atau otonomi daerah. Pendekatan ini dilaksanakan untuk mendorong masyarakat sebagai pelaku utama dalam mewujudkan peningkatan dan perbaikan kualitas lingkungan fisik, sosial dan budaya secara berkesinambungan, sehingga mampu mengatasi berbagai masalah lingkungan dan memberikan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat.
MODEL KABUPATEN DAN KOTA SEHAT Menyongsong terwujudnya Kota-kota yang sehat di Indonesia, penerapan pembangunan berwawasan kesehatan perlu diintegrasikan dan disinkronkan dengan berbagai program pemerintah (sektor) dan masyarakat, melalui pendekatan Kabupaten/Kota Sehat
Faktor-faktor dasar lingkungan alami kota harus memperhatikan antara lain:
Pengelolaan kualitas udara yang amat dipengaruhi oleh jaringan transportasi pola lalulntas kota dan RTH yang optimal dengan penanaman pohon besar-besaran, sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara segar di antara setiap kelompok bangunan dan ketersediaan udara bersih.
Pengelolaan dan konservasi kuantitas dan kualitas sumber daya air sungai, kanal, waduk, rawa atau kolam buatan, diatur dalam suatu sistem pengelolaan sumber air 9 bersih, serta disediakan penampungan khusus air limbah yang dapat diproses melalui sistem pemurnian.
Pengelolaan sampah padat, sedapat mungkin dijadikan sumber bahan mentah untuk proses produksi selanjutnya dengan konsep tiga R, daur ulang (recycle), pakai lagi (reuse), dan kurangi pemakaian (reduce), serta sebagai bahan organik penyubur tanah. Kawasan penyangga di tempat penampungan sampah akhir, sebagai upaya konservasi RTH dan peredam pencemaran udara, bau, dan limbah cair.
Meredam kebisingan serendah mungkin, melalui kawasan peyangga (buffer zone), dan membangun taman kota, jalur hijau dan taman rumah, sehingga tersedia ruang optimal untuk meredam suara dan pencemar udara.
Dengan ketersediaan RTH yang optimal, maka kehidupan yang selalu mengikuti siklus alami masih tetap dapat berlangsung dan krisis lingkunganpun dapat diminimalkan. Pengembangan dan konservasi RTH sebagai fasilitas umum, menjamin peningkatan keselamatan umum jalur pedestrian dan sepeda, penataan lokasi pedagang kaki lima (K-5) disertai upaya penegakkan hukum yang konsisten.
LAMPIRAN JURNAL:
KONSEP PEMBANGUNAN MENUJU KOTA HIJAU (GREEN CITY )
SUPRIYANTO
Dosen Prodi Teknik Arsitektur FT UNRIKA Batam
Comments
Post a Comment